Sejarah Desa
Admin Desa 30 April 2014 03:20:39 WIB
- Sejarah Desa
Pada mulanya Gili adalah pulau yang tidak mempunyai penghuni, tiga Gili merupakan bagian dari pulau lombok dan berada di sebelah utara daratan lombok , tiga Gili merupakan pulau yang berpasir putih dan dipenuhi berbagai jenis ikan yang indah dan unik.
Pada masa penjajahan Belanda barulah dihuni oleh seorang yang bernama Wak Sokna beliau berasal dari Mandar Bala Nipa, Wak Sokna pertama kalinya menginjakkan kaki di Lombok Timur tepatnya di Labuan Pandan, setelah beberapa tahun kemudian Wak Sokna berpindah tempat ke Jambianom yang sekarang adalah menjadi wilayah Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Setelah beberapa tahun di Jambianom beliau pindah ke Pulau Sasi yang sekarang diberi nama Gili Air.
Tiga Gili ini mempunyai nama yang berbeda , Pulai Sasi, Pulau Tino, dan Pulau Terangang. “Sasi” artinya pasir, “Tino” artinya Garam dan “Terangang” artinya terangan ( tempat bertelurnya penyu ), Yang kemudian diganti menjadi Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Setelah beberapa tahun Wak Sokna tinggal di Gili Air barulah barulah kemudian beliau memboyong keluarganya ke Pulau Air lalu mempunyai keturunan sehingga Gili Air mempunyai perkembangan penduduk sehingga kemudian dibentuklah sebuah pemerintahan yang pada waktu itu di sebut keliang (Kepala Dusun) .
Adapun keliang yang pertama bernama Wak Sapak dimana Wak Sapak memimpin Tiga Gili yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan dan penghulu pertama nya bernama Kanek Tambung dan wakilnya Wak Bedolo , dan setelah meninggal dunia Wak Sapak digantikan oleh Wak Brahima sebagai Kepala Dusun ke dua dan penghulunya masih tetap Kanek Tambung, setelah beberapa tahun lamanya Wak Berahima memimpin sebagai keliang beliau uzur lalu di gantikan oleh Wak Kocci (H.Syukur ) sebagai Kepala Dusun yang ketiga, setelah kurang lebih dari sepuluh tahun Wak Kocci ( H. Syukur ) meninggal Dunia, kemudian di gantikan oleh Kiagus H Arsyad Kasim, Kepala Dusun yang keempat pada tahun 1962, Pada masa kepemimpinan H. M. Arsyad Kasim menjadi Kepala Dusun lalu meniggallah Kanek Tambung, penghulu pertama ketiga Gili, kemudian penghulu di gantikan oleh Wak Lolo ( Wak Rai’ ) masih dimasa kepemimpinan H. M. Arsyad Kasim.Penghulu yang kedua( Wak Rai’) meninggal dunia dan diganti oleh Wak Minah ( Kanek Anjak ).
Dalam beberapa tahun kemudian Wak Minah alias Kanek Anjak meninggal dunia pada tahun 1978, kemudian almarhum di gantikan oleh Wak Bedolo, kemudian Wak Bedolo menjadi penghulu dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga beliau wafat. Lalu digantikan oleh H. Zaenudin sampai beliau meniggal dunia.
Setelah masa jabatan H. Arsyad kasim habis, Kepala Dusun yang keempat dijabat oleh H. Damsiah. H.A dan selanjutnya masyarakat sepakat mengangkat kembali H. M. Arsyad Kasim sebagai penghulu. Di masa kepemimpinan H. Damssiah. H. A sebagai Kepala Dusun penduduk mulai bertambah dari tahun ketahun. H. Damsiah H. A menjabat sebagai Kepala Dusun dalam kurun waktu cukup lama, sehingga kemudian Pemerintah Desa Pemenang Barat menggantikannya dengan H. Haeruidn sebagai Kepala Dusun yang baru. Di masa kepemimpinan H. Haerudin, kedua Gili yaitu Gili Meno dan Gili Trawangan yang dulunya penduduknya masih sedikit dari tahun ke tahun tingkat perkembangan penduduk semakin pesat, kepala Dusun ( H. Haerudin ) pindah ke Gili Trawangan, selanjutnya ketiga Gili ( Air, Meno dan Gili Trawangan ) di bagi menjdi dua Wilayah Dusun, Dusun Gili Air dan Gili Meno menjadi satu dusun dan masyarakat mengangkat kembali H. Damsiah. H. A menjadi Kepala Dusun, sedangkan di Gili Trawangan pertama kalinya di jabat oleh H. Haerudin sebagai kepala Dusunnya.
Beberapa tahun kemudin Kepala Dusun Gili Air dan Gili Meno (H. Damsiah) di gantikan oleh M. Saleh ( H. Multazam ) selama satu periode, kemudian di gantikan oleh H. Kiagus Burhanudin, sedangkan di Gili Trawangan H. Haerudin di gantikan oleh Aparat Keamanan kurang lebih selama satu tahun dari tahun 1992 S/D 1993. pada tahun yang sama H. Burhanudin di gantikan oleh Saepudin memimpin Gili Air dan Gili Meno, sedangkan Gili Trawangan di jabat oleh H. M. Arsan pada tahun 1994, setahun kemudian pada tahun 1995 Ke Tiga Gili di jadikan Desa Persiapan.
Seperti yang diuraikan di atas Desa Gili Indah pada mulanya adalah merupakan bagian wilayah dari Desa Pemenang Barat, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Barat. Pada tanggal 10 April 1995 Desa Gili Indah dijadikan desa Pemekaran dan pada tanggal tersebut di atas Bapak H. Damsiah HA dilantik menjadi kepala desa persiapan Gili Indah. Setelah satu setengah tahun menjadi desa persiapan maka pada tanggal 15 oktober 1996 Desa Gili Indah dikukuhkan menjadi Desa Difinitif dengan SK Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor: 146 Tahun 1996 dengan kode desa: 52.01.04.2006.
Statistik Kunjungan
Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Jumlah Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() |